Pemkab Pakpak Bharat segera membentuk Dewan Riset Daerah (DRD) untuk mengembangkan berbagai potensi kabupaten ini yang dikenal sebagai penghasil kopi, gambir, nenas, madu dan beberapa komoditi perkebunan dan kehutanan.
Demikian dikatakan Sekda Pakpak Bharat Hollder Sinamo pada sosialisasi pembentukan DRD se-Sumatera Utara, di aula Kantor Bappeda Pakpak Bharat, Rabu (21/9), di Salak, yang dihadiri antara lain para pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), asosiasi profesi dan LSM.
"Kita menyambut baik kehadiran tim DRD Sumut yang menyosialisasikan pembentukan DRD di kabupaten ini. Pak Bupati setuju dan merespon dengan baik," ungkapnya.
Dia menambahkan, keberadaan DRD penting untuk mendukung program kerja bupati, terutama para pimpinan SKPD di Dinas Pertanian, Kehutanan dan Pertambangan, dengan menyusun program berbasiskan riset dan pengembangan iptek.
Apalagi, paparnya, Pakpak Bharat memiliki potensi sumber daya alam yang besar, sehingga diharapkan ketiga SKPD ini menjadi sektor penggerak perekonomian berbasiskan SDA.
“Sebagai contoh, masyarakat kami banyak mempropduksi gambir, maka kita harus menjaga mutu dan meningkatkan kualitasnya, dengan melakukan penelitian tentang mengolah dan memproduksi gambir secara baik, " ujarnya.
Tim DRD Sumut yang meliputi Dairi, Pakpak Bharat dan Tanah Karo dipimpin Prof Dr Ilmi Abdullah MSc, didampingi sekretarisnya Azizul Kholis SE menyatakan siap mendukung Pemkab Pakpak Bharat yang begitu serius dalam membentuk DRD.
Ilmi menekankan bahwa dengan adanya DRD, maka diharapkan dapat membantu Pemda dalam merumuskan berbagai kebijakan pembangunan, khususnya dalam hal pengembangan iptek dan produk unggulan daerah.
Ia mengapresiasi kebijakan Pemkab Pakpak Bbarat yang mengalokasikan dana bantuan beasiswa sebesar Rp 20 juta/orang bagi setiap siswa sekolah SMA/K yang mampu lulus tes masuk di perguruan tinggi negeri (PTN) untuk mendorong semangat juang para putera daerah dalam melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Menurutnya, apa yang dilakukan Pemkab Pakpak Bharat merupakan investasi jangka panjang di bidang peningkatan SDM.
Azizul Kholis menambahkan, DRD yang terdiri dari kalangan akademis, birokrat dan pengusaha tidak berperan sebagai lembaga pelaksana riset, melainkan hanya sebagai lembaga yang menyusun dan merumuskan arah kebijakan riset.
"Dengan demikian terjadi konsolidasi riset untuk pengembangan sumber daya iptek daerah, terkoordinasinya kegiatan-kegiatan lembaga penelitian dan pengembangan daerah serta terkondisinya hasil iptek yang sesuai dengan kebutuhan daerah untuk kesejahteraan masyarakat," jelasnya. (zainul abdi nasution)
dikutip dari :www.medanbisnisdaily.com
0 komentar:
Posting Komentar